Inscription à la newsletter
s'inscrire / se connecter

Sites pays et partenaires

Membres :
0 200 500 1000 2000 5000 10000+
Isaura - Iscaketory

 

 

Isaura

 

Setelah menyelesaikan pendidikan bahasa Prancis di CLA Besançon Université France Comté, Isaura melanjutkan pendidikannya di Le Cordone Blue Paris untuk mengejar diplôme pâtisserie pada tahun 2010. Setelah pulang ke Indonesia, Isaura menekuni bisnisnya dibidang kuliner khususnya pâtisserie. 

Iscaketory adalah sebuah bakery yang menyediakan berbagai macam jenis bakery khas Prancis seperti croissant, croques monsieur, finacier, pain au chocolat, carrot cake, etc. Lokasinya di The food hall – Senayan City.

 

 contact : [email protected]

 

 

 

 

1.       Pourquoi avez-vous choisi la France pour vos études ?

Prancis itu memiliki pâtisserie yang sangat berbeda dengan negara lain. Di negara lain atau di negara industri seperti Jerman, membuat pâtisserie dapat dilakukan dengan sistem industri atau mesin. Dan hal tersebut tidak sejalan dengan pandangan saya terhadap pâtisserie. Saya justru lebih suka semua yang berhubungan dengan “home made”, karena rasanya akan sangat-sangat berbeda. Sehingga saya memutuskan untuk memperdalam ilmu pâtisserie ini langsung negara tempat berasalnya, yaitu Prancis.

 

2.       Pourriez-vous nous raconter votre expérience en France en tant qu’étudiant ?

Cara berfikir dari orang-orang Prancis itu sangat berbeda dengan cara berfikir orang Indonesia, dan ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Maka dari itu nilai saya di bidang essay, tidak pernah mencapai titik puas. Setelah saya amati, ternyata cara berfikir kita yang berbeda. Dan salah satu cara untuk mencapai nilai baik, kita harus sedikit meninggalkan cara berfikir lama dan mencoba mengerti cara berfikir orang Prancis. Namun bukan berarti kita harus sepenuhnya seperti orang Prancis.

Dan kedisiplinan dan kerja kerasa orang Prancis itu sangat penting dan saya belajar banyak dengan mereka. Kita setiap waktu harus siaga, dengan jam intern yang sangat padat dari jam 6 pagi sampai 11 malam dengan break sore dan malam harus masuk lagi.

Saya pernah dulu bikin cream pâtisserie tapi lupa memasukkan vanilla, dan kita sekali produksi cream pâtisserie itu sekali banyak, dan akhirnya itu tidak bisa dipakai, walaupun tidak gosong. Dan akhirnya mereka memilih untuk tidak memakainya dan saya harus membuat lagi sebanyak 10 litter. Itu pengalaman yang sangat berharga dan benar-benar membuat saya semakin belajar dan semakin hati-hati dalam setiap tahapan pembuatan pâtisserie yang akan dibuat. Mereka sangat-sangat menjaga defisini “perfection”.

 

3.       Qu’est-ce qui a motivé votre choix de revenir travailler en Indonésie ?

Saya ingin mengaplikasikan banyak resep yang telah saya pelajari di prancis dan ingin saya perkenalkannya ke Indonesia. Dan tentunya dengan sedikit perubahan untuk menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Dan saya melihat potensi bakery Prancis di Indonesia sangat bagus.

 

 

4.       Pourriez-vous nous raconter votre expérience d’entreprenariat ?

Awalnya ketika saya internship, saya menginginkan untuk magang di Plaza Athene, salah satu penginapan mewah di Prancis yang sangat terkenal pada tahun itu. Namun akhirnya Chef saya lebih memilih saya untuk masuk ke hotel Le Meurice.

Namun saya tidak menyesal, saya lebih banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman dengan magang di hotel. Dikarenakan di hotel lebih memiliki banyak service ; service breakfast, wedding, event dan bahkan saya pernah menyiapkan catering untuk film minuit à paris. Terlebih untuk jenis-jenis pâtisserie nya juga beragam seperti brot, macaron dll.

Tidak hanya itu saja, selama 6 bulan di Le Meurice saya juga ikut mempersiapkan pergantian status restaurant Le Meurice ke level 3 étoile. Pada saat itu saya melihat sendiri bagaimana persiapan-persiapan yang dilakukan, dan itu adalah pengalaman yang tidak dapat saya lupakan.

Kemudian saya membuat toko roti bernama Iscaketory. Iscaketory pada  awalnya bernama isaura cake. Isaura cake berkembang berawal dari Instagram di bulan Februari tahun 2011, dan pada mulanya hanya di order oleh teman-teman Prancis, lalu lanjut ikut ke bazar-bazar yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Pada masa merintis tersebut, semua masih dikerjakan oleh saya sendiri, mulai dari menerima orderan, pembuatan bakery sampai proses pengantaran. Kemudian Isaura Cake mulai dikenal publik dan berkembang pesat setelah kami menjadi bagian dari konsumsi pada acara acara pernikahan salah satu public figure di Indonesia yaitu Ananda Nicola.

Lanjut setelahnya, saya menjadi bagian dari « chef Nation », Chef Nation beranggotakan 4 orang yaitu Zinnia Sompti ketua Design Grafis Indonesia, Rey Jhonson alumni Cordone Blue dan dia baru saja membuka restaurant Fish by Kokiku, Audi Jamil pendiri Maple and Oak di Menteng. Dari Chef Nation inilah orang-orang semakin banyak yang mengenal kita.

Pada akhir 2012, akhirnya mulai ada tawaran dari salah satu Coffee Shop di daerah Jakarta untuk Isaura Cake men supply bakery di sana. Awal mulanya dengan gallette des rois, dan semua pembuatannya masih manual. Karena gallette des rois itulah, orang-orang mulai mengenali Isaura membuat bakery ala Prancis dan dikenal dengan gallette des rois-nya. Pada 28 September 2017 saya resmi membuka toko pertama saya di Crumble Crew SCBD dengan nama Iscaketory, singkatan dari Isaura Cake Factory. Dan saat ini sudah berpindah tempat di The Food Hall – Senayan City.

 

 

5.       Que pensez-vous que votre expérience en France vous ait apporté dans votre carrière / entreprise ?

Ini adalah toko pertama saya sejak pulang dari Prancis, awalnya dapur pembuatan pattiserie nya saya mulai dari rumah. Saya banyak sekali mendapatkan inspirasi dari pengalaman selama di Le Meurice. Namun resep-resep yang saya dapatkan di Le Meuriece tidak dapat langsung saya aplikasikan di Indonesia karena lidah orang Indonesia belum terbiasa dengan resep prancis, khususnya type-type cream keju dan perbedaan bahan baku seperti butter. Indonesia lebih familiar dengan rasa cream keju ala Amerika dibanding Prancis, dan itu sebuah challenge yang cukup sulit untuk saya, selain perbedaan suhu yang cukup berbeda antara Indonesia dan prancis.

Kitchen kita di sini memang sengaja didesign terbuka seperti ini, agar kita juga terpacu untuk lebih rapi, sama seperti dapur orang Prancis. Jika kita lihat dapur orang Prancis, kita akan dibuat tergaket-kaget dengan dapur yang sangat rapi walau sedang dalam keadaan bekerja. Dan prinsip ini yang ingin saya tekankan pada toko roti ini. Terlebih kita di sini juga ada backing center juga, jadi participant juga dapat belajar cara backing dan membuat roti Prancis.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

 

 

 

 

I S C A K E T O R Y

 

 

 

magasin à Crumble Crew SCBD (2018)